Selasa, 16 April 2013



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai salah satu LPTK yang berfungsi menghasilkan tenaga kependidikan berusaha meningkatkan mutu lulusan antara lain dengan menjalankan kerja sama dengan berbagai pihak yang berkompeten, seperti sekolah-sekolah sebagai upaya penerapan tenaga kependidikan yang profesional dalam menjalankan pendidikan. Salah satu misal utamanya menyiapkan tenaga terdidik untuk siap bertugas dalam bidang pendidikan, khususnya guru atau tenaga pengajar.
Dengan adanya penyiapan tenaga pendidik yang profesional, mahasiswa dilatih untuk membentuk tenaga yang berkompeten sesuai dengan bidangnya khususnya Bimbingan dan Konseling. Kegiatan yang dilakukan dalam hal ini yakni melakukan penelitian terhadap Konselor di sekolah yang meliputi kegiatan wawancara, pengisian angket serta observasi. Kegiatan ini ditujukan untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori yang diperoleh dalm perkuliahan khususnya mata kuliah Pemahaman Individu I yang merupakan mata kuliah dasar dalam jurusan Bimbingan dan Konseling. Untuk itu, melalui kegiatan ini kita diharapkan dapat mengetahui bagaimana identifikasi kebutuhan konselor di sekolah-sekolah.

B. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih serta membentuk mahasiswa sebagai calon konselor agar mampu mendidik berdasarkan kompetensi yang dimilikinya sebagai konselor sekolah. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana konselor sekolah melaksanakan tugasnya, mengidentifikasikan kebutuhan siswa serta melatih mahasiswa mengetahui tugas serta peran konselor di sekolah melalui berbagai kebutuhan baik kebutuhan konselor sendiri maupun kebutuhan siswa.

BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.    Analisis Hasil Observasi

Observer             :  Ismarini Bekti Setiani (1301407012)
Observee            :  Endang Rumiarsih, S.pd.(132197083)
Nama Sekolah    :  SMP N 2 Bukateja

Sehubungan dengan observasi yang telah dilakukan pada hari Senin tanggal 19 Mei 2008 dapat dianalisis hasil yang sudah diperoleh. Dari seluruh aspek yang telah di observasi, konselor di sekolah tersebut sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya. Dari aspek kehadiran dapat dikatakan baik karena kehadiran konselor lebih awal sebelum jam sekolah dimulai yaitu sekitar jam 06.45 WIB. Kehadiran konselor yang lebih awal tersebut dikarenakan mereka harus memantau kehadiran siswa di sekolah dan mengecek kerapian siswa dalam berseragam sekolah. Penampilannya juga sudah cukup baik yaitu rapi dan menarik untuk dilihat sehingga penampilannya sudah mencerminkan sebagai seorang konselor. Selama pelajaran berlangsung sampai akhir pelajaran, konselor sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya. Mereka menyelesaikan masalah yang ada dengan  tindakan-tindakan yang sudah sewajarnya. Selain itu, mereka memberikan berbagai layanan dalam BK dalam mengatasi masalah baik individual maupun kelompok. Setelah pelajaran berakhir pun, mereka masih menjalankan tugasnya yaitu untuk mengecek kehadiran siswa (dari awal sampai akhir pelajaran) dan memantau siswa pada saat akan meninggalkan sekolah.

Observer             :  Mufarokhah (1301407061)
Observee            :  Sugiyanto, S.Pd.(150236337)
Nama Sekolah    :  MAN Wonosobo

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2008 di MAN Wonosobo guru BK dating pada jam 06.30 WIB dan berpenampilan rapi. Sebelum jam 07.00 WIB guru BK menyambut kedatangan siswa dengan tradisi bersalaman beserta guru lain yang telah hadir. Selama pelajaran berlangsung, Konselor masuk kelas dan memberikan pelayanan bimbingan dan pada saat jam istirahat konselor keliling sekolah (jemput bola) dan setelah pelajaran berakhir ia mengamati perkembangan sikap dan perilaku siswa.

Observer             :  Aldila Fitri R N M (1301407081)
Observee            :  Retno Nurdiana, S. Sos (GTT)
Nama Sekolah    :  SMA N 5 Purwokerto

Observasi ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui apa yang dilakukan konselor dalam melaksanakan tugas di sekolah sehari-hari. Dari observasi yang telah dilakukan, tepatnya pada tanggal 16-17 Mei 2008, kehadiran guru BK di sekolah lebih awal dibandingkan guru-guru lain yaitu pukul 06.45. kehadiran yang awal ini dimaksudkan agar guru BK dapat mengawasi tingkah laku siswa setiap harinya. Guru BK mengamati siswa tidak hanya di luar ruangan, namun juga mengintai dari dalam ruangan. Tampilan guru BK pun rapi, indah, sehingga membuat nyaman setiap orang yang melihatnya. Selama pelajaran berlangsung hingga usai pelajaran pun guru BK mengamati tingkah laku siswa. Saat  istirahat, atau dimanapun guru BK berada, selalu mengamati tingkah laku siswa. Guru BK di SMA Negeri 5 Purwokerto ramah-ramah serta responsif. Sehingga memungkinkan siswa tidak takut kepada guru BK. Seusai pelajaran guru BK merekap hasil analisisnya. Guru BK memberikan analisis mengenai tingkah laku siswa di dalam agenda siswa. Guru BK  di SMA N 5 Purwokerto ini sudah baik, tampilannya pun rapi. Diharapkan mampu menjadi lebih baik lagi menjadi konselor di sekolah.



Observer             :  Raina Dwi Purwaningtiyas (1301407083)
Observee            :  Dra. Ari Muldiyati (131644980)
Nama Sekolah    :  SMA N 2 Purbalingga

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2008, melalui berbagai aspek-aspek yang diobservasi, kedatangan konselor di SMAN 2 Purbalingga sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan dating lebih awal yakni jam 06.30 WIB dari yang lainnya dengan maksud agar dapat memantau kegiatan siswa sebelum jam pelajaran dimulai. Penampilan Konselor di SMAN 2 Purbalingga sudah cukup baik, karena mereka berpenampilan sewajarnya sebagai tenaga pembimbing sekaligus pendidik yakni rapi, bersih, menarik, formal dan tidak berlebihan. Kegiatan yang dilakukan oleh konselor selama diamati dari mulai sebelum jam 07.00 WIB atau jam pelajaran berlangsung sampai jam pelajaran berakhir mereka melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan dari sekolah, hal ini karena bimbingan konseling di SMAN 2 Purbalingga tidak diikutsertakan sebagai mata pelajaran tetapi berdiri sendiri sebagai suatu lembaga namun masih dibawah kebijakan sekolah. Sehingga konselor di sekolah bertindak sebatas pembimbing dan mengarahkan siswa melalui berbagai pelayanan bimbingan dan konseling. Peran Konselor di SMAN 2 Purbalingga pada umumnya hampir sama dengan guru budang study lainnya tetapi lebih kompleks dari mulai menyiapkan berbagai dokumen-dokumen baik siswa, guru, maupun wali siswa.

Observer             :  Nur Ya’tina Farda (1301407084)
Observee            :  Ika Rahayu, S.Pd. (500131288)
Nama Sekolah    :  SMAN 1 Majenang

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Mei 2008 terhadap guru BK yang ada di SMAN 1 Majenang dapat dikatakan bahwa guru BK yang ada di sekolah tersebut sudah dapat menjalankan tugas yang semestinya dan termasuk dalam tanggung jawabnya. Guru BK dapat memberikan kenyamanan bagi siswanya begitu juga sebaliknya siswa dapat menerima aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah melalui BK sebagai salah satu fasilitator dalam memberikan layanan bimbingan bagi siswa di luar jam pelajaran (non akademis).
Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek yang telah diteliti seperti kehadiran guru BK di sekolah yang selalu hadir lebih awal, karena salah ada salah satu guru BK yang menjadi anggota STP2K (Satuan Tugas Pelaksana Ketertiban Kesiswaan) yang menangani ketertiban siswa. Selain itu penampilan guru BK harus rapi, karena untuk memberikan pengarahan kepada siswa agar mematuhi peraturan yang ada harus memberikan contoh yang baik agar siswa memiliki panutan yang baik untuk diikutinya. Selain itu, guru BK kadang masuk ke kelas di luar jam mengajarnya untuk memberikan surat panggilan kepada siswa yang bermasalah untuk diberikan layanan tersendiri pada saat jam istirahat berlangsung.

B.     Analisis Hasil Wawancara

Observer             :  Ismarini Bekti Setiani (1301407012)
Observee            :  Endang Rumiarsih, S.pd (132197083)
Nama Sekolah    :  SMP N 2 Bukateja

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu konselor yaitu Endang Rumiarsih mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa disekolah tersebut dapat dianalisis. Hasil dari analisis wawancara dapat diketahui bahwa konselor dalam mengatasi permasalahan tersebut sudah cukup baik dan sesuai program BK. Dalam menghadapi masalah-masalah yang termasuk ringan, mereka biasanya menggunakan cara-cara yang hampir sama. Tetapi untuk masalah-masalah yang dirasa berat memerlukan bantuan dan kerjasama dari pihak lain seperti guru mata pelajaran, wali kelas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, bahkan sampai ke orang tua dan pihak yang berwajib. Dalam sekolah yang berwenang menangani masalah siswa seperti memberi point adalah pihak kesiswaan. Sedangkan konselor disekolah tersebut hanya memberikan bimbingan dan pengarahan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. 

Observer             :  Mufarokhah (1301407061)
Observee            :  Sugiyanto, S.Pd. (150236337)
Nama Sekolah    :  MAN Wonosobo

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2008 di MAN Wonosobo dapat diketahui bahwa dalam menghadapi siswa yang bermasalah, konselor melakukan tahapan-tahapan yaitu: diperingatkan, diberi bimbingan, orang tua dipanggil, diberi point, dan membuat surat pernyataan. Semua itu dijalankan melalui kadar masalah yang dihadapi siswa. Jika hanya diberi peringatan siswa sudah tidak melanggar, maka dianggap sudah tidak bermasalah, namun jika masih melanggar maka tahapan-tahapan bimbingan dilaksanakan sampai siswa yang bermasalah menjadi lebih baik. Seperti yang telah dijelaskan bahwa semua permasalahan diselesaikan dengan tahapan-tahapan agar perilaku siswa yang menyimpang dapat lebih baik, namun jika permasalahan yang dihadapi menyangkut nama baik sekolah seperti tindakan asusila, maka siswa tersebut langsung dikembalikan kepada orang tua.

Observer             :  Aldila Fitri R N M (1301407081)
Observee            :  Retno Nurdiana, S. Sos (GTT)
Nama Sekolah    :  SMA N 5 Purwokerto

Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Mei 2008. Wawancara dilakukan dengan cara bertatap muka dengan salah satu konselor di SMA N 5 Purwokerto. Guru BK menjawab pertanyaan yang dibrikan. Guru BK dalam menghadapi siswa yang bermasalah guru BK dengan serius serta memberikan pelayanan yang memadai bagi siswa. Kemudian bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah, guru BK tidak sudah tidak memberikan kredit point bagi yang melanggar, hak yang memeberi hukuman dari pihak kesiswaan. Guru BK hanya mengarahkan serta memperingatkan. Selanjutnya guru BK dalam menghadapi masalah yang dihadapi siswa baik itu sosial, pribadi, sekolah, maupun pelajaran pun guru BK memberikan pelayanan bagi siswa. Seperti konseling individu, serta konseling kelompok. Diharapkan setelah siswa mengikuti pelayanan yang diberikan guru BK mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. Guru BK di SMA N 5 Purwokerto ini sebagai wadah untuk membimbing siswa yang selalu mengarahkan siswa menjadi lebih baik, bukan sebagai polisi sekolah.  

Observer             :  Raina Dwi Purwaningtiyas  (1301407083)
Observee            :  Dra. Ari Muldiyati (131644980)
Nama Sekolah    :  SMA N 2 Purbalingga

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu konselor di SMAN 2 Purbalingga yaitu Dra. Ari Muldiyati mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa dapat dilakukan analisis. Hasil analisis diperoleh bahwa peran konselor di sekolah dalam menghadapi siswa yang bermasalah, pada intinya hampir sama untuk masalah yang bersifat ringan. Namun, dalam menghadapi siswa yang bermasalah sudah cukup jauh atau sulit guru BK melakukan kerja sama dengan pihak sekolah seperti wali kelas, guru bidang study, orang tua, kepala sekolah serta STP2K yang berwenang dalam menangani masalah siswa. Peran konselor di sekolah hanya membimbing dan mengarahkan siswa sedangkan yang lebih berwenang dalam menangani siswa seperti memberi hukuman bukanlah konselor di sekolah tetapi dalam hal ini STP2K yang dibentuk oleh sekolah, sehingga konselor di sekolah tidak dipandang sebelah mata. Hal ini juga dikarenakan sudah ada aturan atau tata tertib dari sekolah bagi semua warga sekolah yang melanggar dikenakan sanksi berupa kredit point jika sudah melebihi siswa dapat dikeluarkan sehingga masalah-masalah yang dialami siswa biasanya dilakukan kerja sama berbagai pihak sekolah dalam penanganannya.

Observer             :  Nur Ya’tina Farda (1301407084)
Observee            :  Drs. Muchalim (131914273)
Nama Sekolah    :  SMAN 1 Majenang

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru BK di sekolah SMAN 1 Majenang dalam menangani siswa-siswa yang bermasalah telah memberikan penanganan kepada siswa yang bermasalah kepada guru, melanggar tata tertib sekolah, bermasalah sasial dan yang bermasalah dengan pelajaran. Dalam menghadapi siswa yang memiliki masalah dengan guru, seorang guru BK memberikan berbagai macam solusi yang terbaik bagi siswa yang bersangkutan. Seperti mencari latar belakang masalah yang sedang dihadapi oleh siswa, ditegur secara langsung, siswa dipanggil dengan pendekatan persuasif, kemudian diberikan palayanan khusus dengan menggunakan teknik konseling tersendiri.
Untuk menangani siswa yang memiliki masalah dengan tata tertib sekolah diserahkan kepada petugas STP2K karena guru BK tidak mempunyai wewenang untuk memberi sanksi kepada siswa yang bermasalah, hanya mempunyai hak untuk menangani keadaan psikologis siswa yang bersangkutan. Dalam menghadapi siswa yang memiliki masalah sosial guru BK bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam menangani siswa yang suka kebut-kebutan di jalan raya.









C.    Analisis Hasil DCM

HASIL ANALISIS DCM
PER BUTIR MASALAH


No.

TOPIK MASALAH

No Butir Masalah

N

Mn

Mn  x 100%
N

Derajat Permasalahan
A
Perencanaan Program
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
1
3
9
3
4
4
0
0
0
0
2
1
10
10
9
8
1
1
2
2
3
6
3
3
6
0
1
3
5
8,33%
25%
75%
25%
33,33%
33,33%
0%
0%
0%
0%
16,66%
8,33%
83,33%
83,33%
75%
66,66%
8,33%
8,33%
16,66%
16,66%
25%
50%
25%
25%
50%
0%
8,33%
25%
41,66%
B
C
E
C
D
D
A
A
A
A
C
B
E
E
E
E
B
B
C
C
C
D
C
C
D
A
B
C
D
B
Pelaksanaan Program





B1
Pelayanan Dasar
1
2
3
4
5
6
7
12
12
12
12
12
12
12
9
9
7
9
8
9
8
75%
75%
58,33%
75%
66,66%
75%
66,66%
E
E
E
E
E
E
E
B2
Pelayanan Responsif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12

2
0
10
3
4
9
11
1
10
10
11
10
5
7
0

16,66%
0%
83,33%
25%
33,33%
75%
91,66%
8,33%
83,33%
83,33%
91,66%
83,33%
41,66%
85,33%
0%

C
A
E
C
D
E
E
B
E
E
E
E
D
E
A
C
Dukungan Sistem





C1
Pengembangan Profesi
1
2
3
4
5
6
7
8

12
12
12
12
12
12
12
12

6
8
9
10
5
4
4
6

50%
66,66%
75%
83,33%
41,66%
33,33%
33,33%
50%

D
E
E
E
D
D
D
E
C2
Manajemen Program
1
2
3
4

12
12
12
12

11
1
9
9

91,66%
8,33%
75%
75%

E
B
E
E

C3
Riset dan pengembangan
1
2
3

12
12
12

11
11
11

91,66%
91,66%
91,66%

E
E
E

D
Evaluasi dan akuntabilitas





D1
Evaluasi
1
2
3
4
5
6
7

12
12
12
12
12
12
12

10
10
9
8
8
9
9

83,33%
83,33%
75%
66,6%
66,6%
75%
75%

E
E
E
E
E
E
E

D2
Akuntabilitas
1
2
3
4
5
6

12
12
12
12
12
12

0
0
0
11
1
0

0%
0%
0%
91,66%
8,33%
0%

A
A
A
E
B
A


Keterangan:
N                     :     Banyaknya konselor yang mengerjakan DCM.
Mn                   :     Banyaknya konselor yang bermasalah untuk butir tertentu.
0%                   :     A (Baik)
1%-10%          :     B (Cukup Baik)
11%-25%        :     C (Cukup)
26%-50%        :     D (kurang)
51%-100%      :     E (Kurang Sekali)


























HASIL ANALISIS DCM
SETIAP KONSELOR PER TOPIK

No
Nama Konselor
TOPIK
Jumlah
A
B1
B2
C1
C2
C3
D1
D2
1
Ari Muldiyati
8
7
7
2
2
3
3
1
33
2
Djanu Imron
11
7
8
4
4
2
7
1
44
3
Elli Carlina S
12
4
5
6
3
3
7
1
41
4
Endang Rumiasih
6
7
12
7
3
3
6
1
45
5
Ika Rahayu
14
7
10
7
3
3
7
2
53
6
Muchalim
9
7
5
5
0
3
0
1
30
7
Sugiyanto
4
7
9
4
3
3
1
1
32
8
Supriyanto
9
7
9
4
3
3
7
1
43
9
Titis N
0
0
6
3
3
2
5
1
20
10
Tunas Budi Rahayu
6
2
8
4
0
3
2
1
26
11
Widiyanti Lutfi K
4
2
2
2
2
2
2
1
17
12
Zuliah
9
2
9
3
3
3
6
1
36

Jumlah
92
59
90
51
29
33
53
13



























GRAFIK ANALISIS DCM PER KONSELOR
























HASIL ANALISIS DCM
PER TOPIK MASALAH


No

TOPIK

M

N

Mm
 
  Mm  x 100%
M x N

Derajat Permasalahan
A
B1
B2
C1
C2
C3
D1
D2
Perencanaan Program
Pelayanan Dasar
Pelayanan Responsif
Pengembangan Profesi
Manajemen Program
Riset dan Pengembangan
Evaluasi
Akuntabilitas
29
7
15
8
4
3
7
6
12
12
12
12
12
12
12
12
92
59
90
51
29
33
53
13
26,43%
70,23%
50%
53,12%
60,41%
91,66%
63,09%
18,05%
D
E
D
E
E
E
E
C

Keterangan:
M                     :     Jumlah butir dalam topik masalah
N                     :     Jumlah Konselor
Mm                  :     Jumlah butir masalah (banyaknya butir yang dicek)
0%                   :     A (Baik)
1%-10%          :     B (Cukup baik)
11%-25%        :     C (Cukup)
26%-50%        :     D (Kurang)
51%-100%      :     E (Kurang sekali)
















GRAFIK ANALISIS DCM PER TOPIK MASALAH



 






                                                            














Keterangan:
A         :     Perencanaan Program
B1       :     Pelayanan Dasar
B2       :     Pelayanan Responsif
C1       :     Pengembangan Profesi
C2       :     Manajemen Program
C3       :     Riset dan Pengembangan
D1       :     Evaluasi
D2       :     Akuntabilitas















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh tenaga pendidik baik dalam jenjang formal, informal maupun non formal. Melalui pendidikan ini, dibutuhkan tenaga pendidik yang beerkompeten sesuai dengan bidangnya, salah satunya adalah profesi konselor di sekolah yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling. Konselor yang berperan di sekolah harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi personal maupun kompetensi kemasyarakatan.
Melalui kegiatan penelitian ini dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang konselor dalam membimbing dan mengarahkan siswa di sekolah serta mengetahui bagaimana seorang konselor menangani siswa sesuai dengan aturan yang ada. Hal ini berguna bagi mahasiswa untuk mengetahui berbagai macam identifikasi kebutuhan peserta didik serta bagaimana mengerahkan siswa, yang diperlukan ketika menjadi konselor di sekolah kelak.
Selain itu, berdasarkan dari berbagai analisis yang telah dilakukan dari hasil analisis observasi dan wawancara dapat mengetahui bagaimana konselor melakukan tugasnya sebelum jam pelajaran berlangsung sampai jam pelajaran berakhir serta mengetahui bagaimana konselor datang di sekolah sebagai pelopor atau pembimbing bagi warga sekolah lainnya.

B.     Saran
Penulis menyadari dalm penyelesaian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menyarankan agar dalam pembuatan laporan lebih diperbaiki lagi serta dalam pelaksanaan penelitian di sekolah lebih dipersiapkan dengan baik sehingga akan lebih memudahkan kita dalam pelaksanaan penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar